[REVIEW] Cain and Abel/ Kain to Aberu (2016)


Drama ini, untuk ukuran rating memang tak bisa dibilang membanggakan. Namun, dari segi cerita, masih tetap layak jadi juara (ini menurut saya, ya).

Kendati ada beberapa bagian yang terasa agak kosong, tapi secara keseluruhan, cerita ini benar-benar berhasil memikat saya. 



Karakter para pemainnya pun dibangun dengan begitu kompleks. Layaknya manusia pada umumnya, punya bagian gelap-terang yang berimbang. Khususnya karakter Takada Yu yang diperankan oleh Yamada Ryosuke di sini, yang sukses membuat orang menaruh simpati, dan dalam waktu yang bersamaan juga membencinya setengah mati.



Kisah yang diambil dari Alkitab Perjanjian Lama ini kaya sekali akan nilai humanisme. Drama ini seakan sengaja untuk tak berfokus menyajikan kisah romantis antartokohnya semata, melainkan lebih menyorot jatuh bangun mereka dalam menghadapi masalah yang datang, serta bagaimana setiap harinya mereka belajar untuk lebih menjadi 'manusia'.


Meski cerita ini ditutup dengan akhir yang bahagia, akan tetapi tetap saja ada haru yang terselip di sana- sini, yang mau tak mau membuat saya menangis juga.

Terima kasih untuk drama ini, oleh karenanya saya jadi belajar banyak hal

Oh ya, ini ada 3 kata mutiara dalam drama 'Cain and Abel' yang sukses menyelinap begitu dalam di hati, serta mampu mengajak saya merenung sekian lama:

1) Menjadi sukses adalah penting, tetapi jika kau menjadi terlalu terobsesi dengan itu, kau akhirnya akan kehilangan hal-hal yang benar-benar penting.
2) Semakin kau bertujuan untuk kesempurnaan, maka kau mudah hancur dan lemah.
3) Tidak peduli apa yang terjadi, keluarga adalah keluarga.
Bagikan Yuk :




Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar