CHOCOLATE STRAWBERRY # 5


Author : Wintervina
Genre  : Romance 
Cast    : Yamada Ryosuke (HSJ), Nakajima Yuto (HSJ), Chinen Yuri (HSJ), Shida Mirai, and Nishiuchi Mariya
Type   : Multi-chapter

---------------------------------------------------------------------------------
Chapter 5


[Author’s POV]

Kabar tentang Yamada Ryosuke yang berpacaran dengan Nishiuchi Mariya dengan cepat menyebar luas. Semua kaget dan heran bagaimana mungkin Nishiuchi Mariya-lah yang malah mendapatkan cowok idola para gadis di sekolah itu. Padahal Mariya murid baru. Sungguh Mariya membuat iri semua gadis di sekolah itu karena bisa merebut hati lelaki yang paling terkenal dingin itu. Sementara itu, di tempat lain Chinen Yuri dan Shida Mirai tengah bersedih dan kecewa mengetahui orang yang begitu mereka sukai telah menjadi kekasih orang lain.

[Mariya’s POV]

Sampai sekarang aku masih belum percaya bahwa ‘Si Sombong’ ini telah menjadi pacarku. Aku masih merasa bahwa semua ini hanya mimpi.

“Yama-chan, maukah nanti sepulang sekolah kau menemaniku nonton ke bioskop?” tanyaku padanya yang masih asyik menikmati stroberi cokelat buatanku. Aku berdebar menunggu jawabannya. Tiba-tiba ia menoleh padaku.

Un,” ujarnya menatapku sambil tersenyum.

Yatta! Aku senang sekali!  Yama-chan benar-benar baik. Membuatku semakin sayang saja padanya.

[Shida’s POV]

Kenapa? Kenapa Yama-chan memilih gadis itu? Sampai sekarang aku belum menerima semua itu. Apa Yama-chan benar-benar menyukai gadis itu? Apa Yama-chan benar-benar bahagia dengannya? Kenapa aku melihat Yama-chan selalu tersenyum kaku pada Mariya-chan? Apakah semua ini hanya perasaanku saja?
Tiba-tiba aku tak sengaja melihat kearah meja Chinen-kun. Wajahnya terlihat begitu pucat. Aku pun menghampirinya.

“Chii, kau kenapa? Wajahmu terlihat begitu pucat,” ujarku menatapnya khawatir.

“Aku sakit,” ujarnya mencoba untuk tersenyum padaku.

Aku bingung melihat perubahan sikap cowok imut ini. Akhir-akhir ini ia menjadi pemurung dan sering terlihat menyendiri. Padahal biasanya ia selalu terlihat bersama Yuto-kun dan Yama-chan.

“Tapi hatiku jauh lebih sakit lagi,” lanjutnya pelan.

***
                                                                  
[Mariya’s POV]

Kelas telah sepi. Semuanya telah pulang. Sekarang tinggal aku dan Yama-chan saja yang berada di kelas.

“Ayo kita pergi nonton sekarang, Yama-chan,” ujarku padanya yang masih asyik menikmati stroberi cokelat itu lagi.

“Biarkan aku menghabiskan 1 potongan stroberi cokelat ini dulu.”

“Ya, baiklah,” ujarku memasang tampang kesal. Tentu saja hal ini kulakukan tanpa sepengetahuan Yama-chan. Kenapa ya Yama-chan nggak pernah bosan makan stroberi cokelat setiap hari? Benar-benar aneh.

“Ayo, kita pergi!” ujar Yama-chan sedikit mengagetkanku.

Kami pun berjalan bersama keluar kelas. Tak ada percakapan di antara kami. Aku benar-benar merasa tak nyaman dengan keadaan seperti ini. 

Sepanjang jalan aku tak pernah berhenti menatap wajahnya. Wajahnya benar-benar manis!  Kawaii! Kawaii! Kawaii!  Aku benar-benar suka Yama-chan. Tapi apa dia sedang sakit?? Kenapa wajahnya terlihat begitu pucat? Kenapa aku baru menyadarinya?




BRUKK!!



“Yama-chan!” teriakku panik begitu melihat Yama-chan yang tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri.

“Yama-chan! Yama-chan bangun! Yamachaaan~” ujarku padanya sambil menangis.

Aku pun segera mencari handphone yang ada di dalam tasku dengan panik. Yuto! Ya, Yuto!! Aku pun memutuskan untuk menghubunginya.

Moshi-moshi~ Yuto-kun, cepat ke sekolah sekarang! Yama-chan pingsan!"

“Apa?!” ujar Yuto-kun panik di seberang.

“Tolong segera kemari. Aku sangat takut,” ujarku masih terus menangis.

Untunglah tak berapa lama kemudian Yuto  dan Chinen  segera datang. Mereka terlihat sama paniknya denganku saat melihat Yama-chan yang masih tak sadarkan diri. Keduanya memutuskan untuk segera mengantarkan Yama-chan pulang ke rumahnya.

“Mariya-chan, kau tenang saja. Yama-chan begini mungkin karena kelelahan saja. Dia pasti akan baik-baik saja kok,” ujar Yuto-kun mencoba menenangkanku.

“Apa aku boleh ikut mengantar Yama-chan pulang ke rumahnya?” tanyaku dengan tatapan memohon pada Yuto dan Chinen.

“Tentu saja,” ujar Yuto tersenyum padaku.

***
                                                                     


[Mariya’s POV]

Aku kaget saat melihat rumah Yama-chan yang begitu mewah. Aku tak pernah menyangka sebelumnya bahwa Yama-chan adalah anak orang kaya. Karena selama ini Yama-chan selalu berpenampilan sederhana dan tak pernah menunjukkan kesan bahwa dia adalah ‘orang kaya’. Aku semakin kagum pada Yama-chan.

“Mariya-chan, kau kenapa? Dari tadi diam saja. Tenang saja. Yama-chan akan baik-baik saja,” ujar Chinen mengagetkanku.

Tak lama kemudian Yuto keluar dari kamar Yama-chan. “Dia masih belum sadar juga” ujarnya dengan wajah cemas.

“Apa tak sebaiknya kita panggilkan dokter?” ujarku yang begitu mencemaskan keadaan Yama-chan.

“Kita tunggu saja sebentar lagi. Kalau dia masih belum sadar juga, terpaksa kita panggil dokter kemari," ujar Chinen yang segera disetujui oleh Yuto.

Ano, apa kedua orang tua Yama-chan telah diberitahu tentang kondisi Yama-chan?” ujarku dengan nada cemas menatap lekat Yuto dan Chinen bergantian. Keduanya malah saling pandang.

“Mariya-chan, apa kau benar-benar tidak tahu? Ibu Yama-chan telah meninggal dunia,” ujar Chinen dengan raut wajah kaget.

Hontou ni?" Aku begitu kaget.

“Sedangkan ayah Yama-chan sekarang berada di Korea menjalankan bisnisnya,” ujar Yuto  menambahkan.

“Saudara-saudaranya?” tanyaku semakin ingin tahu.

“Hahaha~ Ternyata kau sama sekali belum mengenal Yama-chan. Padahal dia 'kan pacarmu,” ujar Chinen menatapku tak percaya.

Ya. Chinen benar. Aku ternyata selama ini belum mengenal Yama-chan. Aku benar-benar pacar yang sangat buruk! Mendadak aku benci dengan diriku sendiri!

“Yama-chan nggak punya saudara, dia anak tunggal," ujar Yuto yang membuatku semakin kaget. Bagaimana aku tidak kaget? Yama-chan mesti tinggal sendirian di rumah semewah dan sebesar ini??  Bagaimana mungkin dia tidak merasa kesepian? Yama-chan benar-benar kasihan. Aku berjanji akan selalu ada di samping Yama-chan. Aku tak mau membuat dia merasa kesepian lagi.



[Yamada’s POV]

Kenapa aku berada di kamar? Bukannya seharusnya aku pergi nonton dengan Mariya-chan ke bioskop? Aw, kepalaku sakit sekali! Di mana? Di mana obat itu?! 

Aku segera mencari-cari botol obat yang selalu ada di dalam tas sekolahku itu. Tanganku bergetar menggenggam botol obat itu, mengeluarkan beberapa butir obat dan langsung menelannya. Saat aku hendak mengambil gelas berisi air putih yang ada di atas meja kecil di samping tempat tidurku, gelas tersebut terlepas dari genggamanku. Pecahan gelas tersebut berserakan di pinggir tempat tidurku. 
Tak lama kemudian, Yuto, Chinen, dan Mariya masuk ke kamarku. Kaget! Aku begitu kaget! Kenapa mereka semua ada di sini?



“Yama-chan, akhirnya kau sadar. Kami sangat mengkhawatirkanmu,” ujar Mariya  yang segera duduk di samping tempat tidurku.

Aduh! Kenapa mereka semua harus melihat kondisiku yang begitu menyedihkan ini?! Aku tak ingin terlihat lemah di hadapan mereka semua. Aku tidak boleh terlihat lemah!

“Kalian tenang saja. Aku sama sekali nggak apa-apa. Percayalah,” ujarku dengan senyum andalanku.

“Kau tidak sedang berbohong 'kan? Kami semua sangat cemas tadi melihat kau yang tak sadarkan diri,” ujar Yuto masih menunjukkan wajah cemasnya yang membuat hatiku semakin sedih.

Betsu ni! Percaya padaku. Ya sudah, sebaiknya kalian pulang saja. Kalian masih pakai seragam sekolah begitu,” ujarku mencoba tersenyum sebaik mungkin di depan mereka.

“Tapi bagaimana dengan Yama-chan? Apa Yama-chan nggak apa-apa kami tinggal sendirian di sini?” ujar Mariya dengan tatapan lekat ke arahku.

“Hahaha~ Aku cuma kelelahan saja, kok. Kalian masih nggak percaya juga?? Sudahlah. Kalian pulang saja. Ini sudah begitu sore. Nanti orang tua kalian mencari kalian."

Akhirnya mereka mau juga mendengarkanku. Aku cukup lega. Aku harap mereka akan terus menganggap aku baik-baik saja kedepannya. Karena aku tak ingin sampai mereka mengetahuinya. Mereka tidak boleh tahu. Ya, tak ada seorang pun yang boleh mengetahuinya.

***

To Be Continue...

                                                               


Bagikan Yuk :




Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar