CHOCOLATE STRAWBERRY # 3


Author : Wintervina
Genre  : Romance 
Cast    : Yamada Ryosuke (HSJ), Nakajima Yuto (HSJ), Chinen Yuri (HSJ), Shida Mirai, and Nishiuchi Mariya
Type   : Multi-chapter

---------------------------------------------------------------------------------
Chapter 3



[Mariya’s POV]

Hmm, hari ini seperti hari-hari sebelumnya. Aku datang ke sekolah dengan membawa stroberi cokelat kesukaan Si Sombong. Tapi aku tak pernah merasa terbebani dengan semua itu. Malah aku merasa amat bahagia. Karena setiap memakan stroberi cokelat buatanku, Si Sombong itu selalu tersenyum. Sungguh, aku telah begitu suka akan senyum itu. Aku ingin selalu melihat senyum itu setiap harinya. Selalu.

“Chii…,” ujarku kaget begitu tahu siapa yang berada di kelas. Kenapa malah sosok Chinen Yuri yang berada di kelas sepagi ini? Ini tak biasanya. Kemana dia? Si Sombong itu tak biasanya terlambat dari yang lain. Dia selalu menjadi orang pertama yang tiba di kelas.

“Kau kenapa bengong begitu Mariya-chan? Ada apa?” Chinen mengagetkanku.

“Nggg….aku cuma bingung. Kenapa kelas masih sepi seperti ini ya…, ”ujarku berbohong.

“Hahaha~ Kau ini Mariya... Tentu saja kelas masih begini sepi. Kan sekarang baru jam 6 pagi. Kau sendiri kenapa datang sepagi ini?”

“Kau sendiri kenapa datang sepagi ini?” Aku balik bertanya pada Chinen dengan mengulang pertanyaannya. Namun aneh, cowok imut itu hanya diam saja. Seperti sedang memikirkan sesuatu.



[Chinen’s POV]

Aku benar-benar kaget. Ternyata apa yang Yuto katakan benar. Anak baru itu selalu datang pagi-pagi ke sekolah. Aku pikir Yuto cuma akan mengerjaiku saja. Tapi ternyata semuanya adalah benar! Gadis yang begitu aku sukai selama ini sedang berada di hadapanku! Aku hampir kehilangan kata-kata. Aku bahkan tak tahu harus bagaimana untuk memulai perbincangan dengannya. Namun, tiba-tiba anak baru itu menanyakan sebab aku datang pagi hari ini. Lantas aku harus jawab apa?? Bingung. Pikiranku buntu. Aku sama sekali belum menyiapkan alasan yang tepat.

“Chinen-kun? Kau baik-baik saja?” ujarnya mengagetkanku.

“Oh. Ngg... ya. Tentu saja,” ujarku berusaha menyembunyikan kegugupanku.

“Mariya-chan, maukah kau menemaniku berbincang-bincang sambil menunggu Yamada dan Yuto datang?”

“Kenapa tidak?” ujarnya tersenyum dan segera menghampiriku.

Yatta!! Aku bersorak gembira dalam hati. Akhirnya hal yang kuinginkan selama ini terwujud. Bisa berdua dengan Mariya-chan. Aku ingin saat seperti ini tak akan berakhir.


[Yamada’s POV]

Aku benci dan muak!! Kepalaku!! Kenapa?! Kenapa sakit ini terus menyerangku? Benar-benar sakit yang luar biasa. Setiap hari seperti ini. Tapi hari ini lebih sakit dari hari-hari sebelumnya. Aku tak tahu mesti sedih atau senang dengan semua ini. Seharusnya aku senang karena sebentar lagi aku bisa menemuinya, tapi sekarang aku tak bisa sesenang itu memikirkan hal ini. Sejak aku menyukai Mirai-chan. Entah! Akupun tak yakin kalau apa yang sedang kurasakan pada Mirai-chan bisa disebut “suka” atau sejenisnya. Yang aku tahu, aku selalu merasa sakit hati setiap melihat Yuto bersamanya!

Aku berjalan menuju kelas dengan  menahan segala rasa sakit yang meyerangku. Namun, sesampainya di kelas, kulihat Chinen dan Mariya sedang berbincang-bincang sambil sesekali tertawa. Mereka terlihat begitu akrab. Aku berjalan melalui mereka dan segera menuju mejaku. Namun mereka tampaknya tak begitu mempedulikan kedatanganku.

“Hahaha~ Kau sangat lucu Chinen-kun. Ngobrol berdua denganmu sangat mengasyikkan ya ternyata,”ujar Mariya pada Chinen sehingga membuat wajah cowok imut itu memerah.

Aku melirik beberapa kali ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku. Sudah lewat 1 jam dari biasanya! Aku benar-benar kesal! Aku sungguh tak sabar lagi untuk menerima jatahku hari ini. Tapi nampaknya Mariya-chan tak berminat untuk segera mengakhiri obrolannya dengan Chinen-kun. Arrghh!!! Aku benar-benar kesal!!

Perlahan, aku berjalan mendekati Mariya dan Chinen yang masih asyik berbincang-bincang.

“Jangan ganggu stroberi cokelatku,” ujarku sambil menarik pergelangan tangan kiri Mariya. Mariya dan Chinen tampak kaget melihat apa yang aku lakukan.

“Yama-chan,” gumam Mariya tampak kaget.

“Ikuti aku,” ujarku tanpa melepaskan pergelangan tangannya dari genggamanku.


[Mariya’s POV]

Wah, ternyata Chinen-kun itu orangnya baiiik banget! Aku jadi betah berbincang-bincang dengannya. Apalagi dia selalu bisa membuatku tersenyum. Namun saat aku sedang asyik berbincang dengan Chinen-kun, Yama-chan datang dan menarik tanganku. Aku kaget sekali. Dia menyuruhku untuk mengikutinya. Aku tak tahu akan dibawa kemana. Aku takut untuk menanyakannya. Karena sepertinya dia sedang emosi.

“Duduk!” ujarnya setengah berteriak padaku saat kami telah berada di taman sekolah. Aku seperti robot yang hanya bisa menuruti setiap perkataannya.

“Cepat!! Cepat berikan sekarang…,” ujarnya sambil memegang erat kepalanya. Aku sama sekali tak mengerti apa yang ia maksud.

“Kenapa kau diam?! Kau belum mengerti juga?? Stroberi…stroberi cokelat itu!! Ayo, cepat berikan padaku!” ujarnya yang sekarang semakin erat memegang kepalanya yang membuatku heran. Aku dengan takut-takut memberikan stroberi cokelat padanya. Ia mengambilnya dengan tangan gemetar.

“Kau sebenarnya kenapa?”

Ia tak menghiraukan perkataanku. Ia memakan stroberi cokelat itu. Kali ini bukan senyuman manisnya yang kulihat saat memakan stroberi coklat itu, melainkan airmatanya.

“Yama-chan, apa yang terjadi denganmu?” ujarku panik menatap lekat ke arahnya.

Tanpa kuduga ia segera memelukku. Aku bisa merasakan tubuhnya yang gemetar. Ia memelukku erat sekali. Aku tak mengerti apa yang telah terjadi padanya.


[Shida’s POV]

Sesampai di sekolah, aku segera mencari Yuto-kun. Aku ingin menyampaikan kabar gembira padanya. Bahwa tahun baru nanti aku tidak jadi pergi ke London. Jadi aku bisa melewati malam tahun baru nanti bersamanya. Aku tak dapat lagi membayangkan betapa senangnya Yuto-kun bila mendengar hal ini.

“Chii, apa kau melihat Yuto?” tanyaku pada Chinen yang saat itu berada di kelas.

“Tadi sih dia bilang mau pergi jalan-jalan ke taman sambil baca buku. Kenapa? Kangen ya?” goda Chinen padaku. Dan itu membuat wajahku memerah. Chinen ini memang paling hobi menggoda orang.

“Baiklah. Aku ke sana menyusulnya,” ujarku pergi meninggalkan Chinen.

Setelah beberapa langkah memasuki taman, aku belum juga melihat keberadaan Yuto-kun. Kemana dia ya? Tunggu! Aku menghentikan langkahku.

“Yama-chan,” gumamku nyaris berbisik. Butiran beningpun berlomba keluar dari sudut mataku. Aku segera berlari sejauh mungkin! Aku tak ingin melihatnya lebih lama lagi!! Sudah cukup!!!  Bagaimana mungkin itu kenyataan?? Yama-chan sedang memeluk Mariya-chan. Aku benar-benar sakit. Sakit sekali.


BRUKK!!



Aku menabrak seseorang di hadapanku. Ia segera mengulurkan tangannya padaku. Membantuku bangkit. Yuto-kun!! Aku bahagia ketika melihatnya. Aku segera memeluknya erat. Menangis sepuas-puasnya dalam pelukannya.


[Yamada’s POV]

Untunglah sakit ini sedikit mereda. Aku akhirnya mengajak Mariya untuk segera kembali ke kelas. Namun saat dalam perjalanan dari taman menuju kelas, aku melihat Mirai-chan! Ini bukanlah dalam keadaan yang menyenangkan untuk dilihat. Karena dia sedang berpelukan mesra dengan Yuto-kun. Kenapa aku harus melihat semuanya?? Ini membuatku luar biasa sakit. Tak tahu kenapa, aku segera menggenggam tangan Mariya yang saat itu berjalan di samping kananku. Aku cuma butuh kekuatan untuk menghadapi semua kenyataan tak menyenangkan yang selalu menghampiri hidupku.

[Mariya’s POV]

Mimpikah aku? Saat ini aku sedang berjalan bergenggaman tangan dengan orang yang begitu kusukai. Apakah semua ini pertanda untukku?? Apa dia juga punya perasaan yang sama untukku? Sepertinya memang begitu. Pertama, dia bilang aku ini ‘Stroberi Cokelat’nya. Kedua, dia memelukku tadi, dan sekarang dia menggenggam tanganku. Jadi aku tidak mungkin keliru lagi. Ya. Dia pasti juga menyukaiku.

[Chinen’s POV]

Kemana sih Yuto dan Yama pergi?? Kenapa mereka jadinya meninggalkan aku sendirian di kelas?? Lama-lama aku jadi bosan di kelas terus menunggu mereka. Apa sebaiknya aku susul saja ya? Namun saat aku baru saja berniat untuk menyusul mereka, Yama-chan dan Mariya-chan datang memasuki kelas. Hatiku seperti diiris-iris ketika melihat mereka berjalan melewatiku sambil bergandengan tangan. Kusso!!! kamu kalah cepat, Chii. Harapanmu tak akan bisa diteruskan. Gumamku dalam hati sambil menunduk lesu.

***

To Be Continue...



                                                                



Bagikan Yuk :




Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar