TRUTH # 2


Author : Wintervina
Genre  : Romance
Cast    : Mikako Tabe as Kiyomizu Yuki, Yamada Ryosuke (Hey! Say! JUMP),  Haruma Miura, and Sawajiri Erika.
Type   : Multi-chapter

---------------------------------------------------------------------------------



Chapter  2



[Yuki’s POV]

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Tiba-tiba saja telah memasuki bulan Februari dan seperti biasa kami menyambut hari Valentine  dengan antusias. 
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Erika selalu mendapat kado terbanyak dari para pengagumnya di hari Valentine. Ia benar-benar beruntung.


Aku memandang kado yang baru saja kudapat. “Ah, setidaknya ini sudah jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarku membatin.

Namun entah kenapa aku belum merasa puas. Aku tak pelu mendapat kado Valentine sebanyak Erika. Sama sekali tak perlu. Yang kuinginkan cuma satu. Masih sama seperti di tahun-tahun sebelumnya. Aku ingin mendapat kado Valentine darinya—Yamada Ryosuke.

“Yuki-chan...”



DHEG!!



Kenapa jantung ini seperti berhenti untuk berdetak? Apakah suara itu nyata atau cuma sebatas  khayalan saja?

“Yuki-chan...”

Tuhan..., apa kau telah menjawab doaku?

Aku pun dengan sigap membalikkan tubuhku. Dan aku terpana saat menemukan dirinya telah berdiri tegak di hadapanku. Oh, kenapa tubuh ini seakan mati rasa? Aku tak pernah berada sedekat ini dengannya. Biasanya aku hanya dapat memandangnya secara sembunyi-sembunyi dari kejauhan.

Kuamati tiap lekuk wajahnya. Sungguh aku rela menukarkan apapun hanya agar dapat menikmati saat-saat seperti ini lebih lama. Aku benar-benar tak rela saat-saat seperti ini berakhir begitu saja.

“Yuki-chan, ini untukmu...,” ujarnya pelan  namun terdengar lirih di telingaku.

Sekali lagi aku dibuat terkejut olehnya. Ryosuke menyerahkan setangkai mawar putih untukku. Dengan tangan bergetar akupun menerimanya.

Ia tersenyum melihatku! Tolong jangan katakan semua ini mimpi! Senyum itu benarkah ia tujukan untukku? Apakah sekarang ia telah benar-benar  dapat melihatku?

Perasaan ini seketika menjadi bercampur aduk. Kalau pun ini semua mimpi, aku sungguh tak ingin terjaga saat ini juga. Aku ingin dapat seperti ini terus bersamanya.

“Bunga itu dari temanku, Haruma...,” ujarnya kemudian.

Seketika itu juga lengkungan di bibirku sirna. Setelah mengatakan hal itu, ia pun pergi begitu saja meninggalkan aku. Aku masih menatapnya tak percaya hingga bayangannya menghilang dari pandanganku.

Tidak mungkin!!

Kenapa seperti ini??

Ternyata ia tak pernah melihatku sedikitpun! Aku ini memang terlalu bodoh! Hahaha! Mana mungkin Ryosuke yang populer itu menyukai gadis sepertiku.

Aku menertawakan diriku sendiri diiringi bulir-bulir air mata yang mengalir dari pelupuk mataku.

***


[Erika’s POV]

Ya Tuhan, kenapa aku jadi menangis seperti ini? Erika berhentilah menangis! Kamu kan bukan gadis cengeng seperti ini!

Aku berlari menjauhi ruang kelas itu. Jika bisa, aku pun tentu akan berlari sejauh mungkin dari kenyataan menyakitkan ini!

Dengan marah kulemparkan kado-kado Valentine yang kudapatkan itu di sepanjang jalan yang kulalui.  Sungguh aku tak pernah bangga dengan segala kepopuleranku dan kecantikanku ini! Karena aku tak pernah bisa membuat dia—Ryosuke—lelaki yang begitu kusukai mengejar-ngejarku seperti layaknya  apa yang dilakukan lelaki-lelaki lain selama ini padaku.

Tapi kenapa malah Yuki yang malah berhasil memikat hatinya? Kenapa??!

Yah, sepertinya aku bahagia dan bangga selalu mendapat kado Valentine terbanyak setiap tahunnya. Namun yang sebenarnya tidak demikian. Setiap Valentine tiba aku selalu merasa sedih. Karena dia yang kuharapkan tak pernah sekalipun memberiku kado Valentine. Namun walau pun begitu, aku tak pernah putus harapan. Setiap tahun, aku selalu menanti kadonya untukku di hari Valentine. Tak terkecuali di hari Valentine kali ini. Aku selalu setia menunggunya. Namun apa yang akhirnya kudapat dari penantian panjangku ini?!  Semuanya sia-sia belaka!!

Walau pun mencoba untuk tak mempercayainya, namun dengan mata kepalaku sendiri kulihat jelas ia memberikan setangkai mawar putih untuk Yuki! Jelas sekali aku iri! Karena aku yang selalu mengharapkan mendapat kado darinya, lantas kenapa pada kenyataannya harus Yuki—sahabat dekatku sendiri yang malah mendapatkannya?!

Ryosuke, kenapa kau tak pernah melihatku?! Bukankah aku cantik? Kau pun tau kan aku primadona di sekolah ini?! Lantas apa lagi yang kurang dariku?? Semuanya hampir kumiliki. Tapi kenapa kau seolah menganggapku tak pernah ada?? Kenapa?!

***


Beberapa hari kemudian...


[Author’s POV]

Pagi itu saat Yuki dan Erika dalam perjalanan menuju ke kelas, tiba-tiba langkah keduanya terhenti karena mendengar suara panggilan seseorang.

“Yuki-chaan~! Chotto matte~!” panggil Haruma sambil berlari-lari kecil ke arah Yuki dan Erika berada.

“Eh, Haru-kun, ada apa ya?” tanya Yuki dengan tatapan heran. Begitu pula Erika.

Seketika itu juga Haruma langsung melirik ke arah Erika. “Maaf. Apa aku boleh pinjam Yuki sebentar? Soalnya ada yang ingin aku sampaikan padanya,” ujar Haruma meminta ijin pada Erika.

Un, mochiron. Kalau begitu aku jalan duluan ya ke kelas,” ujar Erika tersenyum dan akhirnya berjalan meninggalkan Yuki dan Haruma.

“Haru-kun, sebenarnya ada apa?” tanya Yuki yang jadi merasa canggung karena ditinggal berdua dengan anak pindahan itu oleh Erika.

“Um, ano...sebenarnya aku cuma ingin bilang kalau...”

Haruma menggaruk-garuk bagian kepalanya yang tidak gatal tersebut. Yuki sangat bingung mengamati tingkah Haruma yang menurutnya aneh.

“Kalau?” tanya Yuki akhirnya yang tak bisa sabar lagi menunggu kelanjutan kalimat yang akan diucapkan oleh pemuda jangkung di hadapannya.

“Ah, gomen ne, Yuki-chan. Entah kenapa tiba-tiba saja aku jadi lupa hendak mengatakan hal apa padamu. Hehehe,” ujar Haruma akhirnya dengan tersenyum tak nyaman.

Mendengar hal itu, wajah Yuki berubah cemberut.

“Ah, Haru-kun, kau jadi membuatku panasaran saja. Ya sudah kau ingat-ingat saja lagi apa yang tadinya ingin kau sampaikan padaku. Aku duluan ke kelas ya!” ujar Yuki yang siap meninggalkan Haruma.

Namun baru saja Yuki membalikkan tubuhnya dan hendak melangkah pergi menuju kelas, tiba-tiba saja langkahnya terhenti karena mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Haruma.

“Yuki-chan, daisuki desu...”

***

To Be Continue...







Bagikan Yuk :




Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar